ARTIKEL – SEPENANGGUNGAN DENGAN TUHAN

Shalom Manusia Allah Yang Perkasa,

Firman TUHAN dengan tegas menyatakan, bahwa hari-hari di dunia ini adalah jahat (Efesus 5:16). Jahat oleh sebab manusia telah jatuh ke dalam dosa dan menjalin persekutuan dengan si jahat. Mereka mencari keuntungan sesaat untuk memuaskan hawa nafsu mereka dengan memanfaatkan ‘kejahatan’ tersebut. Mereka menggunakan segala cara yang bertentangan dengan TUHAN dan Firman-Nya untuk menggapai apa yang mereka inginkan dari dunia ini. Ini terjadi karena hati mereka telah menjadi ‘gelap’ dan jiwa mereka telah diisi oleh hal-hal yang disuguhkan oleh dunia ini. Sebab ‘goal’ yang hendak dicapai oleh si jahat adalah menjauhkan manusia dari TUHAN. Ketika manusia sudah menjauh dari TUHAN, maka si jahat semakin menyuntikkan segala selera dan keinginannya ke dalam jiwa dan hati manusia untuk melakukan apa yang dia inginkan. Selera dan keinginan tersebut terkristal dalam kalimat: ‘keinginan mata, keinginan daging, dan keangkuhan hidup’. Firman TUHAN menyatakan ketiga hal ini berasal dari dunia dan bertentangan dengan Allah (1 Yohanes 2:16). Dan ketiganya juga telah menjadi sistem dan gaya hidup yang menguasai anak-anak dunia. Ini berarti ‘dunia’ sudah berada di bawah kuasa si jahat (1 Yohanes 5:19), sebab si jahatlah yang menyuntikkan benih-benih jahat tersebut kepada penduduknya. Hal yang sama juga dikemukakan oleh rasul Paulus dalam pimpinan Roh Kudus, yang mengatakan demikian: ‘Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu. Kamu hidup di dalamnya, karena kamu menaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka’ (Efesus 2:1-2).

Kegelapan yang sedang melanda dunia ini tidak saja berbicara tentang hal-hal yang bersifat kriminal, dan pelanggaran moral semata-mata, tetapi si jahat juga memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk menjauhkan manusia dari TUHAN-nya. Lihatlah ke sekeliling kita, hampir semua orang menyibukkan dirinya dengan gadgetnya masing-masing. Manusia semakin bersifat ‘individualistis’, hanya mencintai dirinya sendiri, kasih kebanyakan orang sudah menjadi ‘tawar’, sebagaimana Firman TUHAN melalui rasul Paulus telah menyatakannya kepada kita (2 Timotius 3:1-5). Memang ada manfaat positif dari perkembangan dunia ilmu pengetahuan dan teknologi; tetapi tanpa disadari banyak orang telah terbelenggu oleh hal-hal tersebut. Hal ini tidak saja terjadi pada orang-orang dunia, tetapi juga sebagian anak-anak TUHAN, sehingga mereka mengalami kesulitan untuk menumbuh-kembangkan ‘manusia rohaninya’.

Hal-hal yang disebutkan di atas inilah yang membuat manusia menjadi ‘terhilang’. Manusia terhilang di tengah-tengah dunia yang sedang menuju kebinasaannya. Manusia terhilang di tengah-tengah arus perkembangan zaman yang menolak TUHAN-nya. Namun bagi siapa saja yang menyambut ‘pencarian’ TUHAN, ia dipindahkan dari maut kepada hidup; dari gelap kepada terang. Kita yang disebut sebagai ‘Tubuh’ KRISTUS, yaitu Gereja-Nya, adalah orang-orang terang yang memiliki terang-Nya. Ini berarti sekarang kitalah ‘terang dunia’, sebagaimana yang difirmankan oleh TUHAN YESUS, ‘Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup’ (Yohanes 8:12). Ini juga berarti kitalah yang berkewajiban untuk mencari dan menyelamatkan jiwa-jiwa yang terhilang dalam kegelapan dunia ini. Itu sebabnya TUHAN kita, YESUS KRISTUS telah memberikan ‘Mandat’ dan menyerahkan ‘tongkat estafet’ yang telah dimulai oleh Diri-Nya sendiri kepada kita. TUHAN berkehendak dan memerintahkan kepada kita untuk meneruskan apa yang telah dimulai-Nya. Tetapi kita tidak bisa dan tidak boleh melakukannya dengan kekuatan diri sendiri. Kita harus menyelami ‘beban’ dan ‘belas-kasihan’ yang dimiliki oleh TUAN kita, ketika Ia melakukan pencarian dan penyelamatan terhadap jiwa-jiwa yang terhilang. Pengenaan ‘beban’ dan belas-kasihan ini hanya mungkin terjadi ketika kita menerima dan mengenakan seluruh karya-Nya yang telah Ia anugerahkan kepada kita. Dalam hal inilah kita mengenakan KRISTUS sebagai perlengkapan senjata terang (Roma 13:14).

Ia sangat berbelas-kasihan dan terbeban oleh penderitaan yang dialami oleh umat manusia yang telah jatuh ke dalam dosa. Keterbebanan dan berbelas-kasihan-Nya didasari oleh karena manusia yang Ia ciptakan merupakan ‘rupa dan gambaran’ Diri-Nya. Ini berarti betapa berharganya manusia di mata TUHAN. Nilainya tidak dapat diukur oleh apapun yang dapat diraih oleh manusia di muka bumi ini. Inilah salah satu alasan yang membuat Bapa di Sorga mengutus Anak-Nya, TUHAN kita, YESUS KRISTUS ke dunia ini untuk mencari dan menyelamatkan yang terhilang. Bernilainya manusia di hadapan TUHAN bukan karena manusia berjumlah banyak, melainkan setiap pribadi sangat berharga dalam perhitungan-Nya. Seberapa besar nilai manusia di hadapan TUHAN? Besaran nilainya hanya bisa diukur berdasarkan Pribadi Penyelamat yang rela mengorbankan Diri-Nya; sebab kurang dari itu adalah tidak ‘imbang’ apa yang telah dikorban oleh Bapa di Sorga. Itu sebabnya dalam doa TUHAN YESUS kepada Bapa di Sorga, Ia mengatakan: ‘…, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku’ (Yohanes 17:23).

Setiap kita yang terhitung sebagai anggota-anggota Tubuh-Nya seharusnyalah memiliki beban dan belas-kasihan yang sama terhadap jiwa-jiwa yang terhilang di dunia ini. Tentu, keterbebanan dan berbelas-kasihan ini tidak dibangun berdasarkan ‘sentimentil’ kemanusiaan kita, tetapi semata-mata oleh ‘kesadaran’ akan persekutuan dan kesatuan kita dengan Diri-Nya. Kita ada di dalam Dia, dan Dia ada di dalam kita. Keberadaan ‘misteri’ ini kita peroleh berdasarkan ‘iman’ atas segala yang telah Bapa perbuat dan anugerahkan kepada kita di dalam KRISTUS. Dan jika kita hidup dengan ‘kesadaran’ yang demikian, maka sesungguhnya kita adalah ‘Diri-Nya’ yang menjangkau dan menyelamatkan yang terhilang. Inilah yang membuat kita beroleh anugerah untuk ‘menggunakan’ Nama-Nya dalam mewujudkan segala yang Allah kehendak bagi kita dalam penjangkau jiwa-jiwa yang terhilang. Sebab keinginan-Nya telah menjadi keinginan kita; kerinduan-Nya telah menjadi kerinduan kita, serta keterbebanan dan berbelas-kasihan-Nya telah menjadi beban dan belas-kasihan kita.

Manusia Allah Yang Perkasa, hanya dalam realita kebenaran yang disebutkan di ataslah yang membuat kita menjadi ‘penuai-penuai’ jiwa-jiwa yang berhasil dan berkenan kepada Bapa yang empunya tuaian. Ketika hal ini terwujud, maka kitalah orang-orang yang disebut ‘Sepenanggungan dengan TUHAN’. Selamat menjadi sepenanggungan dengan TUHAN dalam mencari dan menyelamatkan yang terhilang, amin!

Sola FIDE

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *