WEBINAR Pemuridan adalah Amanat Agung (Matius 28 :19)

Oleh: Pdt Elider Tampubolon S.Pak MM,MTh

(Kabid. Pelatihan dan Pembinaan Pejabat BPD GBI DKI Jakarta)

 Gereja merupakan utusan Kristus ke dalam dunia untuk menjadi teladan di tengaht-engah perubahan dunia yang di dalamnya terdapat kerusakan moral. Dalam hal ini gereja dituntut untuk memiliki moralitas yang tinggi. Kehadiran gereja di tengah-tengah masyarakat harus memberi warna tersendiri, agar gereja dilihat atau dipandang sebagai suatu wadah yang mulia namun juga terbuka terhadap para pelaku pelanggaran moralitas untuk dipulihkan kembali dengan pertolongan kuasa Roh Kudus. Dengan demikian, gereja menjadi rumah sakit bagi orang-orang yang tergolong dalam pelaku pelanggaran moralitas. Ada banyak gereja yang memberikan atau membangun fasilitas untuk menolong orang-orang ini secara jasmani, namun tidak sedikit gereja juga yang mampu memberikan pelayanan ataupun membangun rumah sakit di tengah-tengah kebobrokan moral saat ini. Hal ini dapat disebabkan karena gereja tersebut sedang sakit.

Mengingat gereja sebagai utusan Kristus ke dalam dunia, maka gereja perlu melaksanakan tugas utama mereka yaitu menjangkau atau menginjili orang-orang yang belum mengenal Kristus Di tengah-tengah kebobrokan moralitas saat ini, Injil sangat diperlukan oleh banyak kalangan. Hal ini dikarenakan, manusia telah jatuh ke dalam dosa sehingga kehilangan kemuliaan Allah dan akhirnya akan memperoleh hukuman serta tidak ada satupun manusia yang dapat menghindari hukuman tersebut karena manusia tidak ada yang benar di hadapan Allah (Roma 3:23; 6:23; 3:11). Untuk memulihkan kerusakan tersebut, maka Yesus telah ditentukan menjadi jalan pendamain bagi penebusan dosa-dosa manusia (Roma 3: 23-25). Dan ini menjadi kabar baik bagi semua manusia. Maka dampak dari pewartaan kabar baik itu adalah adanya transfor secara spiritual dan dalam hubungan sosial dari kehidupan manusia itu sendiri. Selain dari melaksanakan penginjilan, gereja juga perlu melakukan pelayanan pemuridan.

 Pemuridan merupakan suatu tugas yang wajib dilaksanakan oleh setiap gereja. Dimana pemuridan ini memiliki pengertian sebagai suatu pola memuridkan atau mengajar dan dimuridkan kembali agar menjadi serupa dengan Kristus. Pola ini membentuk suatu mata rantai yang tidak boleh terputus. Hal ini dikarenakan dalam Injil Matius pasal 28:18-20 berbunyi, “Yesus mendekati mereka dan berkata: “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”

Injil Matius pasal 28:18-20 ini sering diartikan sebagai Amanat Agung yang selalu dikaitkan dengan penginjilan atau menjangkau orang-orang yang belum mengenal Kristus. Pasal ini merupakan suatu dasar bagi sebuah gereja untuk melakukan Amanat Agung tersebut. Kebanyakan gereja saat ini hanya berfokus pada penginjilan saja, dan kurang memperhatikan tentang pola memuridkan yang juga terdapat dalam pasal tersebut.

Pemuridan ini sangat penting dilakukan, hal ini dikarenakan perkembangan zaman yang semakin hari semakin canggih, tanpa disadari oleh gereja ternyata telah memberikan dampak yang buruk bagi pertumbuhan gereja di masa kini. Yaitu terjadinya penurunan moralitas atau karakter gereja, dimana di dalam gereja sering terjadi sikap individualism, gossip, fitnah, perselingkuan dan sebagainya. Sehingga tidak adanya keharmonisan di dalam gereja dan pada akhirnya gereja tidak mencapai tujuannya yaitu untuk menjadi seperti Kristus. Untuk mencegah terjadinya penurunan moral tersebut, maka   Badan Pekerja Daerah melalui Bidang Pembinaan memunculkan satu kegiatan Pemuridan yang bertemakan Deeper.  Pemuridan berasal dari kata dasar ‘murid’ yang mendapat imbuhan ‘pe-an’. Kata murid memiliki pengertian seorang yang sedang berguru atau belajar, sekolah. Dalam bahasa Yunani, kata murid di sebut mathetes yang merupakan asal kata dari matheo yang berarti murid,   sedangkan Deeper berati leboh dalam maka dengan demPemuridan berasal dari kata dasar ‘murid’ yang mendapat imbuhan ‘pe-an’. Kata murid memiliki pengertian seorang yang sedang berguru atau belajar, sekolah.6 Dalam bahasa Yunani, kata murid di sebut mathetes yang merupakan asal kata dari matheo yang berarti murid, pengikutikian jika seseorang ingin terlibat dalam pemuridan ia harus tePemuridan berasal dari kata dasar ‘murid’ yang mendapat imbuhan ‘pe-an’. Kata murid memiliki pengertian seorang yang sedang berguru atau belajar, sekolah.6 Dalam bahasa Yunani, kata murid di sebut mathetes yang merupakan asal kata dari matheo yang berarti murid, pengikutrlebih dulu belajar untuk dapat mengetahui lebih dalam akan maksud dan kehendak Tuhan.

Tujuan dari pemuridan Deeper ini adalah  :

1.            Agar jemaat  Menjadi Pelaku Firman

Melalui materi ini di harapkan jemaat bisa di bimbing untuk mengaplikasikan Firman Tuhan dalam kehidupan sehari-hari, shingga mereka dapat mengalami janji janji Tuhan seutuhnya.

2.            Agar Jemaat Tertanam di Dalam Gereja Lokal

Melalui pemridan ini juga diharapkan jemaat menjadi tertanam dan bertumbuh di gereja lokal, menjadi murid Kristus yang berdampak. Mau bergerak menjadi saksi, membawa kabar baik agar semakin banyak jiwa dimenangkan

Dengan demikian, salah satu metode dalam menuntaskan Amanat Agung, kami Badan Pekerja Daerah GBI DKI lewat Bidang Pembinaan dan Pelatihan membuat satu program Pemuridan yang berjudul Deeper untuk kita terapkan di dalam gereja kita masing masing dan kiranya ini dapat menjawab kita semua Tuhan memberkati’

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *